Wednesday, June 29, 2016

RAMBO-RAMBO KEHIDUPAN RUMAH TANGGA




Kehidupan rumah tangga saat ini menjadi sorotan yang luar biasa, sehingga seribu permasalahan dalam rumah tangga makin banyak ragam bentuknya, dari mulai masalah A sampe Z, begitu membingungkan dan mecemaskan dalam mengahadapi masalah-masalah yang akan datang.

Emang sih bener juga kata ibuku, ketika awal berumah tangga saat akad nikah di mulai, itu murni, bersih tidak ada masalah sedikitpun. Karena waktu penganten baru, itu adanya Cuma senang dan senang, ya begitulah namaya pengantin, keluar masuk kamar. Tatapi nanti kalau sudah berjalan empat bulan lebih, yang sekira istri sudah “nyidam”, maka keduanya suami-istri akan kelihatan aslinya, artinya mungkin salah satu dari suami istri, baik watak dan karakternya ada yang sifatnya keras kepala (ngeyelan), suka cengeng, ingin menang-sendiri, mudah terbawa emosi, dan mudah mutung atau purik dan lain lain. Semuanya akan kelihatan setalah berjalan enam bulan lebih. Kadang saling gontok-gontokan, ingin menang sendiri, rebutan bener. Malah ada yang lucu, di pandang orang tuanya atau btetangganya, rukun banget, tetapi kalau sudah di kamar tidur ‘padu”, arep tidur aja ungkur-ungkuran bokong, rebutan selimut, lempar-lemparan bantal. Jadi semalam suntuk tidak tidur, karena rebutan selimut. Asem tenan, hahahaha. Akan tetapi itulah keindahan dalam rumah tangga.

Kalau seandainya rumah tangga tidak ada masalah, kapan mencapai kesempurnaan berumah tangga. Sedangkan orang menyebebut keluarganya bahagia dan damai, biasanya di awali dengan tidak bahagia. Di sebut kaya, itu juga di awali belum kaya, karena belum kaya, mereka berdua berjuang mengumpulkan harta supaya menjadi kaya. Begitu juga sebaliknya dengan hidup rumah tangga dengan bahagia, itu juga di awali juga sifat kelemahan dan kekurangan. Dengan adanya sifat kelemahan dan kekurangan antara ke-dua belah pihak, maka mereka menjadi sadar hatinya, sehingga timbullah rasa ingin saling menghormati, menyadari dan melengkapinya masing-masing suami istri. Cuit cuiiiiiiit!

Fase Pertama
Kata ibu juga, “Pernikahan umur satu tahun sampe lima tahun, itu memang banyak masalah, dari mulai masalah materi, urusan orang tua, kerabat, cemburu, salah faham, semuanya masuk dalam deretan itu juga. Karena waktu itu sangat barat ujiannya. Montang-manting mencari nafkah yang begitu sulitnya. Dan kalau kedua suami istri tidak sabar dengan urusan rumah tangga, maka bisa bubar rumah tangganya alias pisah (cerai)”.

Dulu pas aku masih bujang di bilangin ama ibuku, Cuma dengerin aja. Tetapi setelah menikah merasakan sendiri. Begitu beratnya membina rumah tangga dan mencari nafkah untuk keluarga. Lika-likunya sangat luar biasa. Sehingga sakit masuk angin menjadi hidangannya.

Ohya! Saya akan menceritakan sedikit tentang perjalan hidup rumah tangga, mungkin anda juga pernah mengalami, pernah kita awal berumah tangga untuk memisah diri dari orang tua, karena keadaan memaksa. Betapa sulitnya mencari kerjaan, sampe berkali-kali kita di tolak. Dan setelah mendapatkan pekerjaan juga masalah timbul lagi yaitu sulitnya mencari rumah kontrakan. Semuanya serba berat. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit menabung dari rupiah demi rupiah di kumpulkan. Ya Lumayan perjuangan. Hehehee
Kalau orang tuanya kaya, langsung dapat rumah dari orang tu, tetapi yang kami bicarakan yang ekonominya pas-pasan saja.

Fase ke-dua
Menginjak pernikahan lima tahun sampe sepuluh tahun, ini masa-masa kesadaran hidup, rasa kedewasaan mulai meningkat, ingin melengkapi, menyadari atas semua kelemahan dan kekurangan masing-masing suami istri. Dan ini biasanya jarang mudah marah, sifat perhatian mulai tampak antar suami istri. Tetapi ini juga bukan suatu ukuran lho, kadang juga masih padu. Ini saja hasil beberapa penelitian saya dari sekian banyak simple.

Fase Ke-tiga
Pada masa pernikahan umur 10 tahun sampe 20 tahun, ini bisanya suami istri lebih fokus perkembangan anak-anaknya. Artinya suami istri lebih cenderung kepada akhlaq dan pendidikan putra-putrinya, sehingga banyak orang tua merelakan waktu untuk mendampingi fikiran anaknya. Karena masa itu biasanya suami umur 40an lebih, jiwa kepemimpinan sang ayah akan tampak dan peran seorang ibu juga berpengaruh pada anaknya. Maka di situlah kecerdasan anak atu kenakalan anak akan mudah di ketahui. Dan tergantung peran masing antara ayah dan ibu sangat mempengaruhi putra-putrinya. Mau di arahkan kemana anaknya nanti setelah dewasa.

Fase Ke-empat
Masa ini juga sangat ke-khawatiran antara peran sorang ayah dan ibu, karena masa itu putra-putrinya sedang puberitas (suka dengan lawan jenis)  atau lebih jelasnya pengawasan ayah dan ibu kepada calon pendamping hidup anaknya, katakanlah calon menantu, ini juga sangat berat rasanya. Kalau salah pilih, ya menanggung akibatnya juga. Malu dan sakit hati sudah pasti.

Fase ke-Lima
Saya kira yang fase kelima ini gak usah di lanjutkan, karena sudah tahu sendiri, kan masa ini ya cukup sudah menjadi kakek nenek, senengane mung nyawang cucune. Nak kunjungi anak-dan cucune, kalau tidak, ya nglamun dewe ning kursi karo ngombe kopi, bayangke anake biyen wektu masih cilik. Atine gremeng. “Biyen Cilik di gedekke, sakit di golekke obat nganti jungkir walik, nangis di bopong, ngising di cewoki, sekolah di ragati, bareng wis podo nikah, podo minggat kabeh, malah ora podo tilik bapak ibune to yo yo”!  anak model opo iki. Kebangeten tenen! 
Kemudian simbah kakung jawabi, "Wis to mbah uti, rasah nangis, gembeng men to, wis tuwek gremengan, mengko nak lebaran yo podo rene kabeh". 
Mbah uti jawab maneh, "Jenengan ora ngrasakke, aku sing ngelahirke yo", aku ora njaluk opo-opo, aku mung pingin di tiliki tok mbak kakung" .
Padahal atine mbah kakung gemreget tenan, kangen banget. kwkwkwww

Wis yo bro, aku ngantuk! Teruske dewe yo. Hehehehe.
-----------------------------------------.
Jogjakarta / Rabo / 29 / Juni / 2016.
24 / Romadlon / 1437-1438.
Lek Son Pengamat sosial. Tapi gadungan kwkwkwkw hahaha
--------------------------------------------------------------------------------------------

Wednesday, June 22, 2016

PERISTIWA UNIK KEHIDUPAN RUMAH TANGGA




Ada peristiwa sangat unik di mana hampir setiap kota atau desa, kalau kita amati dan kita telusuri kehidupan sosial Rumah Tangga sangat ragam bentuk permasalahannya. Saya sering bercanda dan diskusi, baik sheering, maupun tukar pendapat dengan saudara kembar saya bernama Raden Dulkemin,

Dari situlah aku banyak mendapatkan ilmu dan pelajarah hidup sosial dalam rumah tangga, karena dia mempunyai kaliber pengamat dalam kehidupan sosial, meskipun dia Jurnalis gadungan atau abal-abalan, tapi dia lumayan menjurus karya-tulisannya, hahahaha, cuit-Cuiiiiiit. mbel gedes bro. hahahaa

Ada beberapa Peristiwa penting yang sangat mengejutkan dan kami sendiri mungkin belum tentu bisa menjawabnya sampe sekarang. Mungkin di sekeliling pembaca atau di tetangga anda pernah mendengar peristiwa-peristiwa tentang rumah tangga.

Masalah Pertama:
Sepasang suami istri mengajukan cerai, karena salah satu pasangan tersebut melakukan perbuatan selingkuh, karena salah taunya tidak terima terjadilah pertengkaran yang luar biasa, sehingga ujung finisnya terjadilah perceraian. Padahal kita tahu bahwa perbuatan bercerai itu di benci Allah. 
Bagaimana rasaya di benci temen, atau di benci masyarakat, sakit rasanya, nah perbuatan cerai ini sangat di benci allah SWT? jawab dw .........

Masalah Ke-Dua
Sepasang suami istri tidak mengajukan cerai. Ya layaknya seperti orang yang damai sejahtera bahasa arabnya (Sakinah, mawadah, dan rohmah) seakan-akan tidak ada masalah dalam berkeluarga, karena dua-duanya ya sama-sama suka selingkuh, dan mereka juga menyadari dua sepasang tersebut merasa salah dan merasa jelek. Mereka tidak bercerai dengan alasan kasihan anak-anaknya, takut terlantar dan sebagainya. Pokoknya seribu alas an untuk tidak mengajukan cerai.

Pertanyaan-nya
Lebih baik manakah di antara dua peristiwa tersebut? ........
Bagaimana cara menyikapi peristiwa tersebut? ......
Apa yang anda lakukan apa bila mendengar peristiwa tersebut?.......
Jika tetanggamu atau sahabatmu mengalami peristiwa tersebut, bagaimana pendapat anda?...
-----------------------------------------------------

Jogjakarta / Senin / 05 / Oktober / 2015
Lek son wong ndeso
&&&&&&&&&&&&.

Saturday, June 18, 2016

KEDEWASAAN DALAM BERFIKIR BIJAK




Pengalaman hidup boleh mempengaruhi peribadi atau keluasan berfikir sehat diri individu. Ada pengalaman yang menjadikan seseorang lebih matang dalam berfikir dan bertindak. Ada juga pengalaman yang menjadikan seseorang menjadi penakut, kerdil dan lemah. Kedewasaan orang bukan semata-mata bergantung pada usia individu. Ada yang sudah berusia lanjut, tetapi watak dan pemikirannya masih berbahu kencur. Ada yang masih muda, tetapi cara berfikir seperti orang yang sudah benar-benar dewasa.

Kedewasaan orang banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidup seribu penderitaan dan seribu kesabaran. Ada orang sejak di peringkat awal hidupnya ditimpa kesusahan dan kehausan kasih sayang. Dari situ ia belajar arti kehidupan bertanding dengan orang yang sejak awal hidupnya penuh dengan kesenangan. Terkadang penderitaan dan kesabaran hidup itu akan menjadikan seseorang itu lebih tabah menghadapi usia mendatang, mampu berdikari ataupun menjadi seorang yang lemah apabila berhadapan dengan hidup yang lebih mencabar.

Dewasa ini, kita bisa melihat sendiri dalam masyarakat. Banyak Orang yang berdiri teguh adalah orang yang dulunya lemah. Dia bangkit hasil dari cita-cita yang suci, kemauan yang kuat, kesadaran yang mendalam, ketulusan dalam berakhlaq, dan juga mujahadah do'a dengan penuh kesadaran. Ini menunjukkan bahwa dia tidak harus mengaku kalah dengan dunia yang di hadapinya. Seseorang berdiri sendiri dengan berdo'a dan berusaha tidak pasrah dengan nasib. Tepat seperti kata-kata, “beras secupak tidak akan menjadi segantang'. Islam mengajar manusia agar berusaha dan berikhtiar, bukan hanya duduk goyang kaki. Mengenai hasil yang bakal diperolehi, kita serahkan saja pada Allah. Yang jelas tugas sebagi hamba adalh berusaha dan bercita-cita meubah diri, merubah karakter kepribadian. Orang yang dewasa dalam tindakan dan fikiran akan dihormati dan pendapatnya akan diambil kira. Sebab itu, dalam kepimpinan, usia bukanlah ukuran atau Syarat tertentu untuk menjadinya seorang pemimpin.

Sejarah dunia telah memperlihatkan dengan gamblang kepada kita. Bahwa Usamah yang berusia 18 tahun dilantik mengetuai angkatan tentera Islam. Ini berbeda dengan keadaan dalam mayarakat kita hari ini yang lebih mengambil berat soal umur. Biasanya yang tua dilantik sebagai ketua. Terkadang lantikan yang dibuat bukan berdasarkan kewibawaan individu, tetapi karena hendak mengambil hati.

Sudah lumrah bahwa orang yang lebih tua biasanya omongannya ingin di perhatikan dan ingin didengarkan di akui kepintarannya, karena kononnya dia lebih dahulu banyak makan garam. Mereka akan merasa tersinggung kalau omongan mereka tidak di perhatikan. Sepatutnya pendapat orang-orang di bawah perlu juga diambil perhatian. Mungkin mereka mempunyai pandangan yang lebih luas.

Terkadang perasaan gengsi yang  sudah bersarang dalam hati, memang payah untuk tunduk pada orang bawah. Berbagai-bagai alasan dikemukakan untuk membela diri. Apa salahnya merendah diri? Bukannya rugi, malah sikap sedemikian akan membuat orang lain senang dengan kita. Jika orang tua mau merendah diri di hadapan orang di bawahnya, maka anak di bawahnya ini  akan semakin tahu diri, bahkan semakin salut dan semakin menghormatinya.

Orang yang berfikiran dewasa, akalnya sangat cerdik. Bahkan mengetahui peta kehidupan suasana masyarakat. Dia tidak mudah bertindak melulu. Dia akan memikirkan seribu kali sebelum bertindak, dan semuanya akan berfikir, apakh tindakannya membawa keuntungan atau tidak. Tapi bagi orang yang gegabah atau grusa-grusu, dia akan berbuat apa yang sesuai dengan nafsunya; biarlah orang lain susah asal diri sendiri senang. Kedewasaan yang dipandu oleh pemahaman, dan kearifan ILMU agama, akan membuatkan hidup lebih bermakna dan lebih berkat.

Berfikir bijak itu meliputi seluruh aspek kehidupan. Jika kedewasaan itu ada pada seorang pemimpin dan bergabung pula dengan fikiran ke’arifan ilmu agama, ketokohan orang itu akan tersebarlah. Orang di bawahnya akan dengan senang hati menerima kepimpinannya. Tidak akan timbul soal siapa yang mau menggulingkan siapa. Tetapi kalau kedewasaan itu bergabung hanya dengan logika akal. mungkin tak semua orang dapat menerima kepimpinannya. Pendapatnya mungkin diterima tetapi bukan oleh semua orang. Atau bahasa lain, baik menurut dirinya sendiri, tetapi belum tentu baik bagi orang lain.

Bagaimana untuk menjadi manusia bijak? Belajarlah dari alam dan belajarlah dari pengalaman. Untuk lebih bermakna, asahlah fikiran dengan kehalusan budi, kwalitas sosial, dan ilmu lainnya. Apabila kita sudah  matang, maka kita akan lebih tabah berhadapan dengan ber-aneka ragam bentuk kehidupan. Tetapi kalau fikiran kita masih berbau ambisi dan ingin di akui oleh orang di sekelilinyanya, maka nafsu akan senantiasa membabi-buta, sehingga penyesalanlah yang di dapatkan, alasannya Cuma sepele, yaitu gengsi dan merasa dirinya paling tua. Oleh karena itu, mari kita belajarlah menjadi manusia sebelum di angkat menjadi manusia. Karena manusia ini di modali akal yang luar biasa.  

----------------------- (Wassalam) -------------------

Humas PP Sirojul-Mukhlasin
Payaman Magelang - 2006
Lek Son wong ndesooo
***************************

Friday, June 17, 2016

SAMUDRA ILMU HIKMAH

Jangan berhenti belajar, sehingga engkau menemukan orang menyebutmu gila
Jangan putus asa belajar sehingga temenmu menyebut sakit jiwa
Jangan berhenti menuntut ilmu, sehingga engkau menemukan orang yang memfitnahmu.
Jangan berhenti mencari  ilmu kehidupan, sehingga engkau menemukan orang yang menyakitimu dan membencimu.
Jangan berlari dari ilmu, sehingga ilmu itu meresap dalam hatimu
jangan berlari dari ilmu, sebelum engkau menderita di caci maki oleh orang di sekitarmu

Karena ilmu akan membawa kita damai kemana engkau melangkah.
Setiap percikan ilmu akan memancarkan cahaya persaudaraan antar sesama manusia.
Orang berilmu, biasanya banyak yang menghina, bahkan di fitnah.
Hampir semua orang berilmu zaman dahulu juga pernah mengalami menderita

Belajarlah menjadi manusia yang bisa mencemoh cacatnya diri sendiri.
Jika engkau tak bisa mencemoh atas cacatnya sendiri, maka engkau belum faham dengan ilmu keluhuran budi.
Belajarlah merendah, sehingga engkau menemukan orang yang merendahkanmu.
Karena sifat rendah diri di hadapan orang lain, merupakan mahkotanya arang ber-ilmu.

Jika bertemu orang kaya, maka bertambah semangat hidupnya
Jika bertemu orang miskin, maka  bertambah syukurnya
Jika bertemu orang alim, maka ber-tambah ilmunya.
Jika bertemu orang bodoh, maka bertambah ati-atine dan tambah waspada nya.
Jika bertemu orang jelek aklaqnya, maka nguji kesabaranya. 

Jadilah manusia yang bener-bener manusia, sehingga engkau mengetahui cara menghormati manusia
Sebab, jika engkau tak bisa menghormati manusia, berarti engkau belum menemukan manis ilmu. Karena ilmu itu butuh proses panjang untuk merendahkan diri.
------------
Jogjakarta / Jum'at / 17 / Juni / 2016
Lek son wong ndeso.

Wednesday, June 15, 2016

PITUTUR JOWO WARISANE WONG TUWO

PITUTURE SIMBAH
 *SERAT KODRAT*:

Sing dadi tengering zaman édan:

Wadoné pamèr aurat,
Lanangé ngumbar syahwat
Sing laris jamu kuwat.

Wong gedhé seneng maksiat,
wong cilik padha nékad.
kiai mlintir ayat
mbelani wong murtad.

Wondéné padha  ora tobat,
wegah tirakat, malah nglakoni maksiat.
milih pemimpin sing murtad
ngawulo maring pejabat
amrih keduman pangkat.

Rina wengi krungu sesambat,
akèh wong mlarat, ora kuat ngingoni brayat
Konco mburi ora kerumat
sing ora kuat terus ngendhat.
Pejabaté padha khianat.

Ketigo kaliné asat,
yèn rendheng ngluwihi jagad,
Lindhu keliwat liwat,
Samodra munggah dharat.

Mula manungsa bakal slamet tekan kiamat,
Yèn jagad dirawat lan  dirumat. Manembaha marang Gusti kang Akarya jagad.
Qul huAllahu ahad.

Makarya sing amanat,
Niat lan giat
Amrih bisa andum zakat
 Ojo amung nyadhong berkat.

Dhedhaharan sing khasiat
Amrih tansah séhat walafiat,
Ojo sakdremo ngumbar ilat.

Mangga dipun semak kanthi khidmat
Sinambi ngunjuk serbat,
Amrih gesang mboten keraos awrat Mugi slamet donya lan akhirat..

PITUTUR SIMBAHKU :

Ora kabèh wong pinter kuwi bener…
Ora kabèh wong bener kuwi pinter…

Akèh wong pinter ning ora bener…
Lan akèh wong bener senajan ora pinter…

Nanging tinimbang dadi wong pinter tapi ora bener…
Luwih becik dadi wong bener senajan ora pinter…

Minterna wong bener..kuwi luwih gampang tinimbang mBeneraké wong pinter…
mBeneraké wong pinter..kuwi mbutuhké beningé ati…"

----------------------------



"Dunyo iki wis tuwo,
Wis tuwo tur keronto-ronto"
Keronto-ronto mergo kere bondo
Kere bondo mergo kurang syukur lan trimo

Contone :
Akeh putro wani karo wong tuwo;
Akeh joko dadi dudo.
Akeh dudo lan wes duwe bojo ngaku joko.
Akeh rondo pingin rabi Joko.

Akeh prawan naksir dudo
Akeh omah ibadah ra tau disobo.
Sing disobo malah omahe germo.
Diajak ibadah mesti semoyo.

Jarene kere jebule omahe koyo rojo.
Jare sugih ngaku ra nduwe bondo.
Elingo yen sak wayah-wayah dipundut Sing Kuwoso,
Ora enom ora tuwo. Ora cilik ora gede
Malaikat podo ngincer sing leno.

Mulo jo lali ibadah madhep Sing Kuwoso.
Yen mati ben mlebu suwargo.
Yen mlebu suwargo jo lali Hp-ne digowo, ben iso ngabari lan WA-an karo konco-konco.
Yen mlebu neroko Hp-ne ra usah digowo, amargo sinyale ra ono.

Urip iku mung sak dermo.
Mulo konco, tulung pitutur iki di perhati'no marang konco.
Sing meneng berarti rumongso.
Sing mesem lan ngguyu berarti kulino.
Sing manyun berarti ra' iso boso Jowo.
Sing ora comen berarti saben dino nacat² eleke konco

Mumpung isih urip ning ndunyo, jenengé manungso mestiné okèh klèra-klèru sing ra sengojo.
Mulo kulo sak kaluwargo njaluk ngapuro marang kabèh nganti jiworogo..,
Khususe kanggo sing wong enom sing sebendino ngapeli anake tonggo.
Krono Zaman akhir kono-kene joko podo ngincer rondo
Lan lan semono ugo sing rondo sing seneng berondong mudo

Semanten atur kulo, bilih enten lepate, minongko cangkeme kulo kakean duso
Se’umpami boten enten lepate, yo di kirimi sego, tak pangane.
----------------------
Kwkwkwkwkw hahahahahaha ?
Sory yo bro! Iki sing posting lagi kumat, kentekan obat!
----------------------------------------------------------------