Thursday, March 30, 2017

KATA MUTIARA PUJANGGA DESA




Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun.
Jagan menceritakan tentang siapa keturunanmu pada siapapun.
karena orang yang menyukaimu belum tentu butuh itu, dan yang membencimu juga belum tentu percaya itu. "

Jika ada orang datang kepadamu untuk berdiskusi, maka awalilah dengan merendah diri.
Jangan ceroboh menyampaikan ilmumu, karena banyak orang muak dan muntah dengan ilmu seseorang, kerana gegabah dalam menyampaikan.

Jangan lah memaksa diri untuk menyampaikan ilmu, itu bisa membuatnya berpaling darimu.
Janganlah mencari perdebatan, Carilah kelemahan dalam berdiplomasi, maka suatu saat ilmu akan di butuhkan banyak orang.

Teruslah melangkah ke depan selama engkau berada di jalan yg baik, meskipun terkadang kebaikan tidak selamanya dihargai.
Hindarilah pujian, agar hatimu selalu butuh bimbingan dari Tuhan.
Dan senyumlah bila di caci-maki orang, agar hari nurani mu bisa introspeksi diri kesalahan dan kekhilafan di masa silam.

Lanjutkan cita-citamu selama engkau masih hidup dalam naungan kebaikan, meskipun dalam bercita cita tidak 100% tercapai, karena Tuhan tidak melihat persennya, tetapi Tuhan melihat sejauh mana ia bersungguh sungguh dalam bercita cita kebaikan.

Jika Tuhan ridho atas dirimu, maka Tuhan akan mengirim malaikat untuk mendampingimu stiap langkahmu. Dan orang orang di sekitarmu akan sayang kepadamu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.
Hidup itu bukan siapa yang terhormat, tapi siapa yang mau berbuat terhormat.
Hidup itu bukan siapa yang paling mulya, tapi siapa yang mau berbuat Mulya.
Hidup itu bukan siapa yang paling memimpin, tapi siapa yang mau berfikir untuk mendidik generasi pemimpin.

Jika datang kepadamu gangguan, hinaan, cercaan,
Janganlah sedikitpun berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih pedih,
tapi berpikirlah bagaimana cara nembalas dengan yang lebih baik.

Teruskan dirimu dalam berusaha dan berikhtiar.
Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikutimu.”

Teruskan dirimu untuk muhasabah,
Jangan berhenti mengoreksi diri sendiri, Sehingga engkau menemukan cacatmu sendiri.

Teruskan dirimu untuk berdoa, jangan berhenti sampe engkau menangis merengek dihadapan Tuhan, sehingga engkau menemukan arti hikmah dalam kesabaran.

Semakin tinggi aklaq seseorang, maka semakin bosan membicarakan cacatnya orang.
Semakin rendah perilaku seseorang, maka semakin senang membicarakan cacatnya orang.
Semakin baik hati seseorang , maka semakin merasa paling jelek di hadapan orang.
Semakin sempurna ilmu seseorang, maka semakin merasa paling bodoh di mata seseorang.
_____________________
Jogjakarta / Senin / 20 / Maret / 2017.
Lek son wong ndeso.
 

Sunday, March 19, 2017

SUFI MISKIN MENGHINA SUFI KAYA



Pada masa tabi'in ada seorang sufi kaya yang bosen dengan kekayaannya, maka sufi kaya ini berdoa pada tuhannya dan meminta agar di miskin kan, padahal tiap hari si sufi kaya ini hartanya sudah di sedekahkan pada semua orang, termasuk pada orang fakir miskin dan orang yang membutuhkan hartanya. si sufi kaya ini sudah capek menjadi orang kaya, tanpa sepengetahuan pegawainya, sufi ini pergi meninggalkan kekayaannya dan di biarkan apa bila pegawainya atau ada orang yang mau mencurinya. selama kepergian si sufi ini, pegawainya semakin jujur dan memegang prinsip agamanya, dan tidak mau menjadi pegawai yang jahat. 

Sebelum sufi ini pergi dan berpesan pada pegawai kepercayaannya, "kalau ada orang yang mencuri harta ini atau ada orang yang minta harta, kasihkan saja berapa yang di minta, dan bila ada yang mencuri biarkan saja, jangan di cegah dan jangan menuntut mereka, mungkin ada harta yang di sini yang tertinggal. maka pegawai staffnya langsung meng-iyakannya (bahasa jawanya Sendiko dawuh juragan) tanpa membantah sedikitpun, dan semua pegawainya melihat peristiwa itu dan mendengar perkataan si sufi kaya tersebut. 

Dalam pertengahan kepergian nya menjadi pengembara si sufi ini mimpi bertemu di datangi malaikat memberikan hadiah bejana (dandang ) yang besar yang terbuat dari emas, maka si sufi ini menjadi kaget yang luar biasa, dalam pemberian itu malaikat menyampaikan pada si sufi "Allah telah memberikan keberkahan pada hartamu dan semua keluargamu".

Maka si sufi tersebut langsung pulang ke rumah, di sambut dengan meriah dan pegawainya semakin ta'dzim. tanpa sadar ternyata hartanya malah semakin melimpah banyak dan pegawainya juga semakin banyak. setelah melihat peristiwa itu sufi ini bermusyawarah pada bawahanya dan juga para ulama' setempat waktu itu. 

Si sufi ini menceritakan mimpinya kepada ulama' dan para pegawainya, sehingga menyimpulkan bahwa "Wahai saudaraku bapak hasan, engkau ini di taqdirkan tuhan menjadi orang kaya yang bersyukur dan tidak tidak boleh menjadi miskin". 

Di sisi lain ada seorang sufi miskin yang menghina dan menjelekkan sufi kaya pada semua orang, tiap hari mencemohnya seakan akan sufi kaya ini tidak boleh makan enak, tidak boleh mempunyai rumah mewah dan kendaraan yang mewah. bahkan sufi kaya ini terkenal selalu melindungi masyarakat dan mengayomi ummat,  ke'aliman ilmunya dan kebaikan kejujurannya bahkan semua tokoh ulama' lain mengenalnya sampe masyarkat. 

Setelah di telusuri oleh sebagian ulama' lain si sufi miskin ini ternyata hatinya rakus ingin harta dan kekuasaan tapi tidak tercapai cita citanya. 

Lantas siapakah si sufi kaya tersebut? ........ beliau Adalah Syaikh abul-hasan As-Syadzali Rah alaih, juga Syaikh yang kondang dengan guru Thoriqoh  Imam syadzaliyah atau SULTONUL -TORIQOH.'
Sedangkan sufi miskin ini adalah tetangga nya imam syadzali atau bisa bilang sahabatnnya juga. 

Semoga dengan kisah tersebut kita sebagai santri atau orang mencari ilmu, jangan prasangka buruk terhadap Kyai atau Ulama' yang rumahnya mewah atau mobil mewah. Karena setiap hamba Tuhan mempunyai hubungan khusus terhadap Tuhannya sehingga kita tidak bisa menembus taqdir kekuasaan Allah. 

Boleh jadi orang yang di beri kekayaan melimpah karena sudah bisa mengatur dan cara memakainya, sehingga bisa mengantarkan kebaikan pada semua orang yang berada di sekitarnya.
Dan boleh jadi orang yang belum di beri kekayaan oleh Tuhan, karena mereka mempunyai sifat yang boros, takabur, rakus, ambis, tamak, sehingga menyebabkan benci pada orang di sekitarnya dan akhirnya menjauh dari Tuhannya. maka di situlah Allah belum mengabulkan doanya, kalau Tuhan mengabulkannya pasti akan mencelakakan dirinya sendiri. 
Ibarat anak kecil yang belum bisa menggunakan pisau, maka sang ayah melarangnya karena di khawatirkan akan mencelakai dirinya. 

Wassalam.
___________________________________________________________
Jogjakarta / Senin / 20 / Maret / 2017.
Lek son wong ndeso.
maroji' dari "Kitab Tarikhul Auliya'.
______________________________________
NB: dalam penulisan sejarah tidak boleh di sebutkan nama sufi miskin tersebut, karena ini menyangkut aib, makanya dalam Alqur-an atau hadist nama tokohnya di sembunyikan. seperti  ada lafal atau kalimat "Kana Imro'atan atau Kana Rojulan". 
tapi yang jelas hikmah tersebut yang kita ambil, bukan nama tokohnya. begitu kiranya.
wassalam.