Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun.
Jagan menceritakan tentang siapa keturunanmu pada
siapapun.
karena orang yang menyukaimu belum tentu butuh itu,
dan yang membencimu juga belum tentu percaya itu. "
Jika ada orang datang kepadamu untuk berdiskusi, maka
awalilah dengan merendah diri.
Jangan ceroboh menyampaikan ilmumu, karena banyak
orang muak dan muntah dengan ilmu seseorang, kerana gegabah dalam menyampaikan.
Jangan lah memaksa diri untuk menyampaikan ilmu, itu
bisa membuatnya berpaling darimu.
Janganlah mencari perdebatan, Carilah kelemahan dalam
berdiplomasi, maka suatu saat ilmu akan di butuhkan banyak orang.
Teruslah melangkah ke depan selama engkau berada di
jalan yg baik, meskipun terkadang kebaikan tidak selamanya dihargai.
Hindarilah pujian, agar hatimu selalu butuh bimbingan
dari Tuhan.
Dan senyumlah bila di caci-maki orang, agar hari
nurani mu bisa introspeksi diri kesalahan dan kekhilafan di masa silam.
Lanjutkan cita-citamu selama engkau masih hidup dalam
naungan kebaikan, meskipun dalam bercita cita tidak 100% tercapai, karena Tuhan
tidak melihat persennya, tetapi Tuhan melihat sejauh mana ia bersungguh sungguh
dalam bercita cita kebaikan.
Jika Tuhan ridho atas dirimu, maka Tuhan akan mengirim
malaikat untuk mendampingimu stiap langkahmu. Dan orang orang di sekitarmu akan
sayang kepadamu.
Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa
yang mau berbuat baik.
Hidup itu bukan siapa yang terhormat, tapi siapa yang
mau berbuat terhormat.
Hidup itu bukan siapa yang paling mulya, tapi siapa
yang mau berbuat Mulya.
Hidup itu bukan siapa yang paling memimpin, tapi siapa
yang mau berfikir untuk mendidik generasi pemimpin.
Jika datang kepadamu gangguan, hinaan, cercaan,
Janganlah sedikitpun berpikir bagaimana cara membalas
dengan yang lebih pedih,
tapi berpikirlah bagaimana cara nembalas dengan yang
lebih baik.
Teruskan dirimu dalam berusaha dan berikhtiar.
Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah
mengikutimu.”
Teruskan dirimu untuk muhasabah,
Jangan berhenti mengoreksi diri sendiri, Sehingga
engkau menemukan cacatmu sendiri.
Teruskan dirimu untuk berdoa, jangan berhenti sampe
engkau menangis merengek dihadapan Tuhan, sehingga engkau menemukan arti hikmah
dalam kesabaran.
Semakin tinggi aklaq seseorang, maka semakin bosan
membicarakan cacatnya orang.
Semakin rendah perilaku seseorang, maka semakin senang
membicarakan cacatnya orang.
Semakin baik hati seseorang , maka semakin merasa
paling jelek di hadapan orang.
Semakin sempurna ilmu seseorang, maka semakin merasa
paling bodoh di mata seseorang.
_____________________
Jogjakarta / Senin / 20 / Maret / 2017.
Lek son wong ndeso.
0 Response to "KATA MUTIARA PUJANGGA DESA"
Post a Comment