PEMALSUAN DI BUNGKUS POLITIK
Lagi rame urusan pilpres,
Lagi lagi ulama' dan kiyai menjadi sasaran empuk bagi para politisi. Mereka datang bukan sebagai ummat takdzim da n suhbah kepada beliau, akan tetapi Mereka datang dengan membawa segepok tawaran menggiurkan, iming iming posisi, atau penasehat pemerintah, semuanya di keluarkan atas nama ummat atau demi rakyat.
Semuanya pencitraan yang luar biasa, agar mereka di kesankan seperti orang baik, jujur, merakyat dan sebagainya, padahal mereka melenyapkan para Ulama' dan para kyai.
Pencitraan adalah pemalsuan.
Pemalsuan adalah manipulasi.
Manipulasi adalah penipuan.
Penipuan adalah perbuatan kriminal.
Jadi pencitraan aslinya perbuatan kriminal.
Saya kira sudah pada tahu semua, mestinya ini MUI harus berfatwa tentang pencitraan.
Tapi sampe sekarang gak ada yg berfatwa tentang pencitraan, terus gimana lagi, pemerintahan sudah begini ,
Hhahahaaa
Sekarang lagi reme bahwa kubu sebelah UAS kan menjadi cawapres, mungkin kubu sebelah juga demikian, mungkin akan menawari tokoh yg demikian, sepaya mendulang suara pilpres terbanyak dan tenar di kalangan NU maupun nahdlyin. Hahhahaha
Jangankan Uas, atau jkw, seandainya malaikat Jibril diturunkan ke Indonesia jadi presiden atau wakilnya, tetap yang menguasai Indonesia ya siluman.
Aku sih bukan pendukung Prabowo atau jokowi, karena klo aku muji jokowi nanti kubu sebelah akan menuduh saya pro Jokowi, atau sebaliknya , klo aku muji Prabowo, di kesankan pro Prabowo. Urip ning Indonesia sekrang sesah banget yooo! Hahahaha
Mau ke depan ada jurang, mau ke belakang ada serigala lapar.
Satu satunya jalan ya menghadap keatas berdoa dan kebawah bersujud bro.
Pada zaman pemerintahan Harun arrosyid aja , ulama' zaman itu mengatakan raja fajir atau lacut. Padahal zaman Harun arrosyid, itu kholifah atau wali , gt kiranya .
Lah sekarang kok ada yang bilang sekrang pemerintahan yg jujur, Mbel-gedes.
______________
Jogjakarta
5 / Agustus / 2018
Lek son pengamat gadungan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "PEMALSUAN DI BUNGKUS PENCITRAAN"
Post a Comment