Pada suatu hari ada seorang sufi menjadi pengembara melintasi di sebuah hutan yang sangat subur, perkampungan yang penuh pepohonan yang di sertai lapangan yang sangat luas, desa itu sangat sepi dan sangat jauh terpencil sekali dari keramain orang. matanya menerawang jauh melihat sekumpulan binatang.
Setelah di dekati ternyata binatang itu domba dan srigala mekan rumput bersamanya , tidak saling menerkam satu dengan yang lain, sang pengembara melihat kejadian ini sangat terkejut dan berfikir dalam hatinya bertanya-tanya, kok bisa kejadian ini peristiwa yang sangat mengejutkan.
Pelan-pelan sambil berjalan, Setelah melihat semua kejadian itu, maka sang pengembara ini menoleh ke kiri dan ke-kanan, setelah di amati satu persatu di sekelilingnya, sang pengembara ini melihat sorang laki-laki yang duduk di bawah pohon sambil berdzikir.
Akhir nya di dekati lah laki-laki itu ternyata dia seorang pengembala kambing. setelah bertemu dengan pengembala itu, maka si pengembara itu bertanya;
"Wahai saudaraku sang pengembala, aku tidak tahu apa yang terjadi hari ini, bagaimana ini bisa terjadi antara domba dan Srigala bisa makan bersama dalam satu barisan, srigala tidak menyakiti atau menerkam domba, sementara dombanya juga tidak ketakutan berlari atau menjauh dari srigala, malah makan bersama dalam satu lapangan"? ......
Sang pengembala itupun langsung menjawab dengan tegas santun,
Wahai saudaraku juga sang pengembara, Apa yang engkau pertanyakan padaku, itu menunjukkan bahwa hari ini pemempin (kholifah) negri ini adalah seorang kekasih Allah dan hamba Waliyyullah.padahal sang pengembala itu tidak tahu siapa nama kholifaf waktu itu. tetapi dia mempunya ilmu kasyaf yang luar biasa.
Mendengar jawaban itu sang pengembara itu diam seribu bahasa dan merbertasybih merenung diri, sambil melanjutkan perjalannanya.
Setelah selasai sampai meninggalkan desa itu sang pengembara itu bertemu dengan seseorang dan bertanya lagi,
Wahai saudaraku, tahu kah anda kholifah negri sekarang ini? ......
Memudian orang itu menjawab, kholifah hari ini adalah Umar Bin Abdul Aziz..
Betapa kagetnya sang pengembara itu sambil mendoakan kholifah itu
*******************
Cerita hikmah di atas bisa buat renungan kita sekarang ini, bahwa pada masa-kemasa, jika suatu kaum atau negri bila tidak saling menerkam satu dengan yang lain, maka allah akan datang kan seorang waliyyullah atau kekasih allah.
Bagaimana dengan negri sekarang yang kita tempat tinggali ini, manusianya saling menerkam satu dengan yang lain, saling berebut kekuasaan dan jabatan, saling mengancam, dan membunuh dengan yang lain, saling rakus dengan harta yang di miliki orang lain.
Apakah ini juga menunjukkan pemimpin negri sekarang ini seorang begal kejam, perampok atau seorang Raksasa fajir, lacut, kejam yang beringas? ......... gak usah di jawab, cukup dengah hati saja sambil di coment.....
Menurut Raden Dulkemin, "Rusaknya pemimpin di awali dengan rusaknya para Rakyat. sedangkan buasnya rakyat di awali dengan buasnya para Ulama' dan para tokoh masyarakat setempat.
Mengapa demikian,
Karena para ulama' dan tokoh masyarakat tidak pernah mendidik generasinya menjadi orang baik dan membiarkan mereka berjalan sendiri, shinngga stelah dewasa menjadi pemimpin, akan selalu menerkam, saling berebut kekuasaan, berebut materi sehingga menimbulkan banyanya terjadi pembunuhuan antar sesama manusia.
di renungi dewe yo,
@@@@@@@@@@@@
Jogjakarta / 5 / Februari / 2016
Lek Muhson Arrosyid
******************
0 Response to "RUSAKNYA PEMIMPIN BERAWAL DARI RUSAKNYA PARA RAKYAT, Karena pemimpin juga berasal dari rakyat."
Post a Comment