Sahabat Maiyah nusantara yang budiman!
terasa dan merasa mengganjal dalam benak diri kita, yaitu sifat angkuh, sombong
dan sifat keserakahan. Cobalah bercermin, di depan kaca, ganteng juga tidak,
pinter juga tidak, bokong tepos, gigi merongos, tampan juga gak bikin perut
kenyang, pintar juga terkadang gak bikin orang nyaman, lantas apa langkah kita
selanjutnya? Yo pikir dewe hehehe
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, perputaran waktu semakin cepat, apa yang anda peroleh selama ini?, ilmu apakah yang anda kagumi? Guru siapakah yang membuatmu sadar? Dan siapakah nanti yang akan mendampingi anda ketika berhadapan yang pencipta semesta?
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, perputaran waktu semakin cepat, apa yang anda peroleh selama ini?, ilmu apakah yang anda kagumi? Guru siapakah yang membuatmu sadar? Dan siapakah nanti yang akan mendampingi anda ketika berhadapan yang pencipta semesta?
Cobalah berfikir sejenak untuk berfikir, merenung,
mungkin selama ini anda, panjenengan semua merasa letih capek dengan keadaan
yang anda alami, usia kita semakin tambah, waktu semakin berlalu, cita-cita
hidup-pun tak tahu arahnya kemana, yang jelas ini kehidupan yang nyata yang
anda alami selama ini, hari ini kita tergolong umur yang masih muda, dan
sepuluh tahun kedepan, anda akan memasuki dunia yang berbeda, suasana berbeda,
prilaku anak-anak kita juga berbeda, pernahkan kita berfikir seperti itu?
Suatu saat kita akan kaget, tersentak dan jatuh
terkapar di arena medan perubahan, anda akan tergolong usia 40 tahunan, di usia
itulah anda akan melihat karakter dan kepribadian mulai tampak dari jiwa
kepemimpinan maupun sosok seorang gelandangan, mau tidak mau kita semua akan
memasuki di wilayah mana? Masihkah kita enak-enakan tidur pulas dengan
kesenangan sesaat?
Maka dari itu marilah kita bangun dari mimpi-mimpi
kita,
Dalam puisi Umbu landu paranggi, yang berjudul
Sabana, yang di sampekan Caknun waktu di kadipiro “Pulanglahlah ke kampung halaman masing-masing untuk membangun untuk
esok hari” kira-kira artinya begini, kembalilah ke diri masing-masing, siapakah
dirimu ini, siapakah yang orang berharga di dalam hidupmu? Siapakah yang
mencitapkanmu, dan untuk apa kau di ciptakan?
Masih ingatkah ketika kita di lahirkan, jabang
bayi menangis, semua orang yang di sekelilingmu senyum bahagia, termasuk ibu
dan bapak untuk menyambut kedatanganmu, jika engkau sadar akan peristiwa itu,
maka lautan emas di persembahkan hadiah untuk orang tuamu sebagai tanda terima
kasih, itu belum cukup untuk menandingi jerih payahnya, dan jika anda sudah
dewasa bisa memegang kendali kehidupan, berenang di samudra kebaikan dan
kejujuran, maka sewaktu anda meninggalkan dunia, maka anda akan bahagia,
tersenyum, dan orang yang berada di sekitarmu akan menangisinya, karna engkau
meninggalkan dunia menuju tuhannya.
Maka dari itu sahabatku, bangkitlah untuk
menggapai bintang-bintang di angkasa, ambil penamu, catatlah dan keluarkan
lewat tintamu!
Bacalah …. Praktekanlah …. Dan renungilah untuk
hari esokmu nanti!
Ada
beberapa point penting pesan untuk saya sendiri dan juga untuk sedulurku, yang
mau membaca coretan murahanku. Hmmmm
Pertama
Kepada sahabatku yang berada di institusi yang
lagi duduk manis di meja kerjaan, berhentilah sebentar untuk berfikir, jangan grudak-gruduk
mencari sensasi baru, selfa-selfi, dan apakah hanya sekedar hobi kuliner sambil ngerumpi
di warung, sambil merokok sambil minum kopi, jigang. tak faham yang ada dengan sekelilingnya. Kita semua
butuk kesadaran untuk merintis suatu keadaan.
Ke dua
Kepada generasi nusantara khususnya mahasiswa yang
berada di meja kampus dengan santainya memegang bolpain, main BBM, atau WA,
seakan-akan tersihir oleh gemerlapnya kemewahan dan informasi campur
kebohongan, marilah kita mencoba mengaca diri. Kita sekolah juga sudah banyak
mengabiskan waktu, uang yang kita keluarkan, dan berapa nasi yang kita makan. Semuanya
luar biasa orang. tua mau menafkahinya, caba banyangkan kalau orang tua kita
tidak punya harta untuk mensekolahkan kita. kita akan kesepian ilmu dan
kehausan pengalaman.
Ke tiga
Kepada santri sahabatku yang masih duduk di
singgasana jeruji gerbang ke’Ilmuan, untuk memperhalus keluhuran budi, merintis
harapan demi orang tua, maka belajarlah dan bangkitlah dari duniamu dan alam
sekitarmu, jangan menutup diri di balik pintu dan jendela, setelah pamitan
sowan dari sang Kyai, engkau termasuk sosok manusia yang luar biasa di masa
sekarang ini, mengapa demikian, karena sekarang zaman semakin gila-gila’an,
sementara engkau mau belajar mendalami tentang agama, padahal jika kamu
berhadapan dengan manusia luar, engkau akan di sebut sok sucilah sok agamislah
dan macem-macem cemohan dari berbagai kalangan. mungkin anda akan di bilang
manusia asing di abad serba glamor dan modern, maka asahlah ilmumu kuasai ilmu
wahana, ilmu pranoto mongso, ilmu waskito, dan ilmu sinisihan wahyu, sehingga
jika engkau berada di sekitar masyarakat akan di uji dan di tuntut untuk
membuka cakrawala keilmuan, dan juga akan tunjuk sebagai orang yang
menjembatani samudra kehidupan masyarakat luas, baik etika (akhlaq) maupun
dalam masalah pengabdian sosial di masyarakat luas.
Ke-empat
Kepada sedulurku penggiat maiyah nusantara yang
budiman, yang jadi buruh petani, buruh pabrik, buruk serabutan, tukang sapu
seperti saya, mari kita sama sama bukalah mata hati kita untuk menatap matahari
hari esok, karena angin hari ini akan berbeda dengan angin besok, keadaan hari
ini juga akan berbeda dengan keadaan hari esok.
Sehingga dari waktu ke waktu akan berbeda, dan sangat berbeda.
Kalau kita masih melamun udat-udut di duduk di
kursi, sambil minum kopi di depan TV, mengeluh keadaan yang semakin tak pasti,
mungkin tahun ini bisa jadi masa pergolakan yang begitu sengit, keserakahan
dalam memainkan percaturan dahsyat, percaturan apakah itu? Saya kira gak perlu
di jawab sekarang, karena jawabanya sulit di ungkapkan. Heheheeheee
Entah sampe kapan kita akan meronta, mengeluh
suasana, terus siapakah yang akan memulai bangkit? Dan siapakah yang akan mau
untuk bangkit dari kehidupan baru? Dan juga siapakah nanti yang akan
melanjutkan estavet perjuangan untuk hari selanjutnya? Heheheee PR ya? hehehe
di comen DW
di comen DW
----------------------------------------------------------------------------
Jogjakarta selasa / 31 / Maret / 2015
Lek son wong ndesoooo
******************************
NB; klo ada Kata2 yg salah / kalimatnya di benerin
ya, hehehee.
0 Response to "ETOS JUANG ANAK MAIYAH HARI INI DAN UNTUK HARI ESOK"
Post a Comment